Materi Pembelajaran PAI & BP Kelas XI
Untuk meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah guru menyuruh
siswanya untuk :
1.
Duduklah dengan tenang, khusyuk, dan tawaduk!
2.
Mulailah dengan ta'awuz dan basmalah!
3.
Perhatikanlah dengan saksama penjelasan dari guru agamamu!
4.
Hayatilah pelajaran ini dan ambillah hikmahnya ke dalam kehidupanmu
sehari-hari!
5.
Akhirilah pelajaran dengan membaca doa agar ilmu yang diperoleh menjadi
berkah!
A.
Fungsi Iman kepada Kitab-Kitab Allah
Maksud iman kepada kitab-kitab Allah adalah kita harus meyakini bahwa kitab-kitab Allah itu benar-benar firman Allah yang turunkan kepada para rasul yang dipilih-Nya.
Adapun pengertian kitab-kitab Allah adalah kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya melalui Malaikat Jibril dan menjadi pedoman hidup bagi umatnya.RISALAH, Mushaf
adalah kumpulan ayat-ayat Al Quran yang berbentuk lembaran-lembaran kertas yang
berjilid sebagaimana mushaf Al Quran saat ini. Pada awalnya, ayat-ayat Al Quran
dihapal dan ditulis pada pelepah-pelepah kurma, daun, dan tulang. Proses
penyalinan dan pengumpulan lembaran tersebut dilakukan oleh Zaid bin Sabit atas
perintah Khalifah Abu Bakar As Siddik.
Ada empat macam kitab yang wajib kita yakni,
yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan
kepada Nabi Daud a.s., Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s., dan Al Quran
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Al Quran ini merupakan kitab terakhir yang
dijamin oleh Allah keasliannya sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah.
Artinya: "Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya." (QS Al Hijr: 9).
Selain kitab-kitab tersebut Allah juga
menurunkan suhuf, yaitu lembaran-lembaran yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim
a.s. dan Nabi Musa a.s. Hal tersebut dinyatakan dalam firman Allah swt.
Artinya: "(Yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan
Musa." (QS Al A’la: 19).
Pada
pokoknya, isi dari kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan, yaitu mengajak
manusia untuk bertauhid. Artinya, menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa, yakni
Allah swt. dan dilarang menyekutukan-Nya. Allah menurunkan kitab-kitab kepada
para rasul-Nya dengan tujuan agar menjadi pedoman hidup manusia dalam
berhubungan dengan Allah, dirinya sendiri, sesama manusia, maupun dengan alam
sekitarnya. Oleh karena itu, kitab-kitab tersebut mempunyai fungsi sebagai
berikut.
- Sebagai Pedoman Hidup Manusia dalam
Berhubungan dengan Allah
Allah menciptakan manusia dengan tujuan agar
manusia menghambakan diri dan menyembah kepada-Nya merupakan kewajiban yang
tidak bisa ditawar-tawar lagi sebagaimana firman Allah swt
Artinya: "Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS
Az Zariyat: 56)
Apabila manusia tidak ingin diliputi oleh rasa hina dan kemerosotan martabat, maka hendaknya ia selalu berpegang teguh pada tali Allah, yaitu dengan cara mempelajari kitab suci (Al Quran) dan memedomaninya dalam rangka mengamalkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari Al Quran, manusia juga akan mampu memiliki kontak kepada Allah, baik secara langsung, misalnya melalui salat, zakat, puasa, atau haji (hal ini disebut ibadah mahdah), maupun tidak langsung, seperti dengan kegiatan muamalah, pemanfaatan lingkungan, atau kemasyarakatan (hal ini disebut ibadah gairu mahdah). Firman Allah swt.
Artinya: “Katakanlah (hai
orang-orang mukmin), 'Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak
cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan
kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di
antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS Al Baqarah:
136).
- Sebagai Pedoman Hidup Manusia dalam
Berhubungan dengan Dirinya Sendiri
Manusia
berkewajiban untuk menjaga dirinya agar selamat di dunia dan akhirat dengan
cara menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal tersebut
diterangkan dalam Al Quran.
Artinya: “Hai Nabi, perangilah
orang- orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap
mereka. Tempat mereka adalah Neraka jahanam dan itu adalah seburuk-buruk tempat
kembali." (QS At Tahrim: 9).
Pada
zaman yang serba super canggih ini, banyak manusia yang lupa terhadap dirinya
sendiri, bahkan tidak sedikit yang mengingkari asal kejadiannya sehingga
akhirnya menjadi sombong, ingkar, dan tidak mau mengakui bahwa dirinya berasal
dari setetes air. Hal ini terjadi karena ia belum meresapi hakikat keimanan
yang sesungguhnya. Allah swt. berfirman.
Artinya: "Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh jauhnya." (QS An
Nisa: 136).
- Sebagai Pedoman Hidup Manusia dalam
Berhubungan dengan Sesama Manusia
Allah
menciptakan manusia dari suku bangsa yang berbeda-beda dengan tujuan agar
saling mengenal dan tolong-menolong, tidak saling bermusuhan dan Baling
mencemooh karena kesombongan mereka. Di hadapan Allah, manusia yang paling
mulia adalah manusia yang paling bertakwa kepada-Nya. Sebagaimana dinyatakan
dalam firman-Nya.
Artinya: "Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS Al Hujurat: 13).
Di dunia
ini, manusia tidak mungkin hidup sendirian, is pasti butuh bantuan orang lain.
Bentuk kerja sama dalam pergaulan tersebut (sering disebut muamalah)
membutuhkan adanya saling pengertian, saling menghargai, dan saling
menghormati. Tentu saja dalam hal ini dibutuhkan adanya tuntunan yang berasal
dari wahyu Allah yang dibawa oleh para rasul-Nya untuk menjadi pedoman hidup
antara manusia dengan sesamanya.
- Sebagai Pedoman Hidup Manusia dalam
Berhubungan dengan Alam
Adanya
kitab yang diturunkan oleh Allah swt. kepada para rasul-Nya juga memiliki
fungsi yang tak kalah pentingnya, yaitu untuk menjadi pedoman manusia dalam
mengatur, mengelola, dan memanfaatkan alam atau lingkungan karena sesungguhnya
mereka diciptakan juga untuk kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, manusia
wajib menjaga alam dari kerusakan dan harus menjaga kelestariannya. Allah swt berfirman.
Artinya: “Dan tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS
Al Anbiya: 107).
DISKUSI Kitab
suci yang diturunkan kepada para rasul, khususnya Al-Quran berfungsi agar
manusia dapat berhubungan dengan Allah, dirinya sendiri, sesama manusia, dan
sesama makhluk. Berdasarkan hal tersebut, apakah Anda telah merasakan fungsi Al
Quran dalam kehidupan Anda? Berapa kalikah dalam sehari Anda membaca atau
mengkajinya? Uraikanlah jawabannya!
B.
Dalil Naqli dan Aqli tentang Fungsi Iman kepada kitab Allah
Iman
kepada kitab Allah adalah kewajiban bagi setiap muslim dan merupakan salah satu
rukun iman yang menjadi fundamen seseorang untuk beriman kepada Allah
rasul-rasul-Nya. Firman Allah.
Artinya: "Katakanlah (hai orang-orang mukmin), "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, lsmail, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (QS Al Baqarah: 136). Allah berfirman
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab-kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka orang itu telah sesat sejauh
jauhnya." (QS An Nisa:
136).
Beriman
kepada kitab-kitab dan suhuf berarti beriman kepada para rasul yang telah
diutus Allah kepada umat yang terdahulu dengan tidak membedakan satu sama lain.
Beriman kepada kitab merupakan sikap orang-orang yang bertakwa, orang, beriman,
pewaris para nabi, pewaris ajaran-ajaran Allah, baik orang-orang terdahulu,
masa sekarang, atau sampai akhir zaman. Sikap itu akan menimbulkan rasa
kebersamaan diri setiap muslim bahwa mereka adalah umat yang satu karena agama
mereka yaitu Islam. Tuhan yang mereka sembah adalah Allah yang Maha Esa, Maha
Pengasih lagi Penyayang. Sikap itu juga akan menghilangkan sifat sombong dan
perasaan yang berlebih-lebihan pada diri setiap muslim.
DISKUSI Menurut
Anda, apakah kitab suci yang ada saat ini masih asli dan diajarkan oleh
rasul-rasul Allah? Jelaskanlah cara menyikapinya beserta alasan-alasannya!
C.
Tanda Penghayatan terhadap Kitab Allah
Untuk
menghayati terhadap kitab-kitab Allah perlu tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.
Kita harus bisa membaca Al Quran dengan segala hikmahnya.
2.
Harus mengetahui dan memahami filosofi Islam sebagai agama yang diridai
Allah swt.
3.
Kita harus mengetahui bahwa di dalam Al Quran banyak sekali terdapat
surah atau ayat yang mengandung atau berupa perumpamaan.
4.
Dalam Al Quran banyak sekali ayat yang mengandung hikmah atau tidak bisa
diartikan secara langsung, tetapi memiliki arti yang tersirat yang harus dikaji
secara lebih mendalam.
5.
Al Quran diturunkan tidak untuk menyusahkan manusia sehingga ayat-ayat
yang lebih mudah dan tegas memiliki prioritas untuk segera dilaksanakan.
6.
Ayat Al Quran terbagi menjadi dua macam, pertama adalah ayat muhkamat,
yaitu ayat-ayat yang tegas, jelas maksudnya, dan mudah dimengerti sehingga ayat
ini harus segera dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, ayat mutasyabihat,
yaitu ayat-ayat yang sulit dimengerti dan hanya Allah yang mengetahui
maksudnya.
7.
Menjalankan isi kandungan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari sesuai
kemampuan masing-masing.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus